Cara Menyesuaikan Gain Power Amplifier Dengan Subwoofer

Bagikan Jika Bermanfaat!

Beberapa orang masih bingung tentang cara menyesuaikan power amplifier dengan subwoofer. Padahal, ini merupakan hal yang cukup penting dalam menghasilkan output optimal. Jika sampai salah, maka suara tidak akan enak didengar seperti terdapat dengungan atau yang lainnya. Oleh karena itu, pastikan Anda menyimak pembahasan kali ini dengan betul-betul.

Cara Menyesuaikan Power Amplifier Dengan Subwoofer

Baca Juga : Skema Power Class A

Cara Menyesuaikan Power Amplifier dengan Subwoofer

Untuk mendapatkan suara yang pas dan stabil, Anda perlu menyesuaikan antara power amplifier dengan subwoofer atau speaker. Seperti kita ketahui, setiap subwoofer memiliki spesifikasi yang berbeda-beda. Apabila spesifikasi subwoofer tersebut di bawah standar amplifier, maka akan menyebabkan berbagai risiko, salah satunya adalah subwoofer jebol.

Agar terhindar dari masalah tersebut, Anda perlu memperhatikan bagian ini dengan baik. Pemilihan spesifikasi yang tepat akan sangat berpengaruh dalam keamanan maupun output suara yang dihasilkan.

1. Memilih power amplifier

Pertama, satu hal yang penting untuk diperhatikan adalah ketika memilih power amplifier. Power ini meliputi berbagai komponen seperti jenis transistor dan lain-lain. Sebagai contoh, apabila amplifier yang Anda gunakan adalah 2SA1216, MJL2113, MJ15025, atau sejenisnya, maka power sebesar 10 Amp masih bisa digunakan pada setiap unitnya.

Anda harus mengetahui bahwa setiap transistor mempunyai data sheet masing-masing dan karakternya juga berbeda. Ketika menentukan arus transistor, Anda tidak dapat berpatokan asal-asalan mengenai batas maksimal arus, melainkan harus berdasarkan pada data sheet tersebut.

Dalam mengetahui data sheet transistor, Anda bisa browsing di internet. Dengan demikian, Anda akan memiliki modal data berupa spesifikasi lengkapnya.

2. Tentukan jenis power amplifier

Selanjutnya, tentukan juga jenis power amplifier yang hendak dipakai. Beberapa contoh jenis yang kerap digunakan adalah OTL, OT, BTL, dan OCL. Akan tetapi, sebagian besar lebih sering menggunakan jenis OCL karena karakternya jauh lebih ringkas dan mudah untuk dimodifikasi. Selain itu, daya yang dihasilkan juga cenderung lebih besar.

3. Menghitung watt speaker

Poin yang terakhir adalah menghitung watt speaker. Pada dasarnya, Anda bisa memperhitungkan menggunakan logika sederhana. Misalnya, apabila watt pada power amplifier lebih besar dibandingkan subwoofer, bisa dibilang kondisi tersebut kurang aman karena bisa menyebabkan lilitan subwoofer terbakar.

Di sisi lain, apabila watt power amplifier lebih rendah dibandingkan subwoofer, memang kondisi tersebut cenderung aman. Akan tetapi, subwoofer tidak akan bekerja secara maksimal.

Artikel Terkait :

Cara Menambah Gain Amplifier

Cara Menambah Gain Amplifier

Di dalam rangkaian amplifier, Anda bisa menemukan tombol gain yang digunakan untuk mengatur besar kecilnya suara. Sebenarnya fungsi dari gain hampir mirip dengan tombol volume. Hanya saja, gain merupakan pengaturan yang dilakukan sebelum suara diproses lebih lanjut oleh amplifier. Tombol gain biasanya berbentuk knob, namun ada juga yang memakai bentuk saklar biasa.

Fungsi dari gain adalah mengatur seberapa besar sinyal output di bagian preamp sebelum nantinya masuk ke blok amplifier. Dengan pengaturan gain, Anda bisa memperoleh output audio sesuai kebutuhan. Untuk menambah gain, Anda cukup memutar knop pada amplifier.

Cara Menghitung Watt Speaker Paralel

Untuk menghitung watt pada speaker parallel sebenarnya sangat mudah. Anda hanya perlu menjumlahkan masing-masing daya pada setiap speaker. Misalnya, apabila terdapat dua speaker dengan masing-masing 10W, artinya total watt speaker paralel adalah 10 + 10 = 20 W.

Ketahui :

Jadi, itulah tadi penjelasan tentang cara menyesuaikan power amplifier dengan subwoofer, mengatur gain, serta menghitung watt speaker pada rangkaian paralel. Semoga informasi di atas bisa membantu sebagai referensi tambahan.

Leave a Comment